MATERI BIOLOGI SMA KELAS XI IPA
MATERI BIOLOGI SMA KELAS XI IPA
SEMESTER I
Bab I Struktur dan Fungsi Sel
BIOLOGI SEL (STRUKTUR DAN FUNGSI SEL)
Biologi sel adalah cabang
ilmu biologi yang mempelajari tentang sel. Sel sendiri adalah kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup
Teori-teori tentang sel
-
Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil pengamatannya ditemukan rongga-rongga yang disebut
sel (cellula)
-
Hanstein (1880) menyatakan bahwa
sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi)
-
Felix Durjadin (Prancis, 1835) meneliti beberapa jenis
sel hidup dan menemukan isi dalam, rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut
“Sarcode”
-
Johanes Purkinje (1787-1869) mengadakan perubahan nama
Sarcode menjadi
Protoplasma
-
Matthias Schleiden (ahli
botani) dan
Theodore Schwann (ahli
zoologi) tahun 1838 menemukan adanya kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan. Mereka mengajukan konsep bahwa
makhluk hidup terdiri atas sel . konsep yang diajukan tersebut menunjukkan bahwa
sel merupakan satuan structural makhluk hidup.
-
Robert Brown (Scotlandia, 1831) menemukan benda kecil yang melayang-layang pada
protoplasma yaitu
inti (nucleus)
-
Max Shultze (1825-1874)
ahli anatomi menyatakan
sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup
-
Rudolf Virchow (1858) menyatakan bahwa
setiap cel berasal dari cel sebelumnya (omnis celulla ex celulla)
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Inti
a. sel prokarion,
sel yang intinya tidak memiliki membran, materi inti tersebar dalam
sitoplasma (sel yang memiliki satu system membran. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah bakteri dan alga biru
b. sel eukarion,
sel yang intinya memiliki membran. Materi inti dibatasi oleh satu
system membran terpisah dari sitoplasma. Yang termasuk kelompok ini
adalah semua makhluk hidup kecuali bakteri dan alga biru
Struktur sel prokariotik lebih sederhana dibandingkan struktur sel eukariotik. Akan tetapi, sel prokariotik mempunyai ribosom (tempat protein dibentuk) yang sangat banyak. Sel prokariotik dan sel eukariotik memiliki beberapa perbedaan sebagai berikut :
Sel Prokariotik
- Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak memiliki membran inti sel yang dinamakan nucleoid
- Organel-organelnya tidak dibatasi membran
- Membran sel tersusun atas senyawa peptidoglikan
- Diameter sel antara 1-10mm
- Mengandung 4 subunit RNA polymerase
- Susunan kromosomnya sirkuler
Sel Eukariotik
- Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan dinamakan nucleus
- Organel-organelnya dibatasi membran
- Membran selnya tersusun atas fosfolipid
- Diameter selnya antara 10-100mm
- Mengandungbanyak subunit RNA polymerase
- Susunan kromosomnya linier
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Kromosom dan Fungsinya
a. Sel Somatis, sel yang menyusun tubuh dan bersifat diploid
b. Sel Germinal. sel kelamin yang berfungsi untuk reproduksi dan bersifat haploid
Bagian-bagian Sel
- Bagian hidup(komponen protoplasma), terdiri atas inti dan sitoplasma termasuk cairan dan struktur sel seperti : mitokondria, badan golgi, dll
- Bagian mati (inklusio), terdiri atas dinding sel dan isi vakuola
mari kita bahas masing-masing bagian satu per satu
a Dinding sel
Dinding
sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri daripada
selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan, perlindungan, dan
untuk mengekalkan bentuk sel. Terdapat liang pada dinding sel untuk
membenarkan pertukaran bahan di luar dengan bahan di dalam sel.
Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu.
Dinding
sel terdiri dari Selulosa (sebagian besar), hemiselulosa, pektin,
lignin, kitin, garam karbonat dan silikat dari Ca dan Mg.
b. Membran Plasma
Membran
sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran
sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan
alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua
lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga
tidak semua molekul dapat melalui membran sel.
Struktur membran
sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson
pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan
lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah
secara lateral di sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun
secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan
membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya
bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi
semipermanen Komponen penyusun membran sel antara lain adalah
phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.
Salah
satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion
secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain
ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil
(air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar
dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan
mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya
molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu
lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu
dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran
tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan
mekanisme khusus.
Transpor pasif
Transpor
pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis,
dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi
terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau
ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi
akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk.
Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari
hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke
dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien
konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor
pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer
dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar
berdifusi dengan bantuan protein transpor.
Transpor aktif
Transpor
aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak
spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi.
Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh
protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan
carrier protein, serta ionophore.
Yang termasuk transpor aktif
ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven pumps. Dalam
transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu
simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang
mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter
mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump
merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya
ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan
contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
c. Mitokondria
Mitokondria
adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung.
Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk
menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan
demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel.
Mitokondria
banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung.
Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel.
Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0
µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran
luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di
bagian dalam membran [Cooper, 2000].
Membran luar terdiri dari
protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung protein
porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap
molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran
luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain
itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis
lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks
untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan Asetil KoA.
Membran dalam
yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid
dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP.
Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan
yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista [Lodish, 2001]. Stuktur
krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga
meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam
mengandung protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP
sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta
protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks
melewati membran dalam.
Ruang antar membran yang terletak
diantara membran luar dan membran dalam merupakan tempat berlangsungnya
reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi
oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks
mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal dengan DNA
mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion
seperti magnesium, kalsium dan kalium
d. Lisosom
Lisosom
adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim
hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada
berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de
Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini
memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua
enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis,
fagositosis, dan autofagi.
- Endositosis
ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui
mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke
vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa
materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke
sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut,
materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam
endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut
sehingga terjadi pematangan dan membentuk lisosom.
- Proses autofagi
digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti
organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum
endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah
itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan
berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna
pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
- Fagositosis
merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme
seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus
partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom
akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang
menjadi lisosom (endosom lanjut).
e. Badan Golgi
Badan
Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom)
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur
ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini
terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ
tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel
hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki
hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut
diktiosom.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
beberapa fungsi badan golgi antara lain :
1.
Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada
sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan
lain.
2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama
seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian
dari membran plasma.
3. Membentuk dinding sel tumbuhan
4. Fungsi
lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim
untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5. Tempat untuk memodifikasi protein
6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
7. Untuk membentuk lisosom
f. Retikulum Endoplasma
RETIKULUM ENDOPLASMA (RE) adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel hewan eukariotik.
Retikulum
endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis.
Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi,
tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin
membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti
separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata
endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari
bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
RE
kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan
ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama
RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein. RE halus Berbeda dari
RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya.
RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis
lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi
obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE
sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE
sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang
membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE
halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan
memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi
otot.
g. Nukleus
Inti
sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik.
Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk
molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan
beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam kromosom-kromosom
inilah yang membentuk genom inti sel. Fungsi utama nukleus adalah untuk
menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan
mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk
mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA
untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat
terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan
di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri
h. Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan. ada tiga macam plastida, yaitu :
- leukoplast : plastida yang berbentuk amilum(tepung)
- kloroplast : plastida yang umumnya berwarna hijau. terdiri dari : klorofil a dan b (untuk fotosintesis), xantofil, dan karoten
- kromoplast : plastida yang banyak mengandung karoten
i. Sentriol (sentrosom)
Sentorom
merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol)
yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini
akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah. Pada
siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap
duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat
sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan G1
dimana sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer.
Kemudian dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan mulai terbentuk
sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2 merupakan
tahapan ketika sentriol anak yang baru terbentuk tadi telah memanjang.
Terakhir ialah fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan
dan berlekatan dengan mikrotubula yang tersusun atas benang-benang
spindel.
j. Vakuola
Vakuola
merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa
Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di
dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai
pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat
rendah.
fungsi vakuola adalah :
1. memelihara tekanan osmotik sel
2. penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
3. mengadakan sirkulasi zat dalam sel
Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan
1. Sel Hewan :
* tidak memiliki dinding sel
* tidak memiliki butir plastida
* bentuk tidak tetap karena hanya memiliki membran sel yang keadaannya tidak kaku
* jumlah mitokondria relatif banyak
* vakuolanya banyak dengan ukuran yang relatif kecil
* sentrosom dan sentriol tampak jelas
2. Sel Tumbuhan
* memiliki dinding sel
* memiliki butir plastida
* bentuk tetap karena memiliki dinding sel yang terbuat dari cellulosa
* jumlah mitokondria relatif sedikit karena fungsinya dibantu oleh butir plastida
* vakuola sedikit tapi ukurannya besar
* sentrosom dan sentriolnya tidak jelas
Bab II Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
1. Jaringan pada akar
Akar adalah bagian tumbuhan yang langsung berhubungan dengan tanah. Akar
memiliki ciri-ciri antara lain: (a) Tidak berbuku-buku sehingga tidak
beruas-ruas dan tidak mendukung daun,sisik,atau bagian lainnya; (b)
Warna tidak hijau, biasanya keputihan atau kekuning-kuningan; (c) Tumbuh
terus pada ujungnya; (d) Bentuk sering kali meruncing sehingga lebih
mudah menembus tanah; (e) Tumbuh dengan arah ke pusat bumi (geotropi)
atau menuju ke air (hidrotopi), meninggalkan arah datangnya cahaya.
Anatomi Tumbuhan
Secara umum akar memiliki fungsi: (a) Menyerap air dan mineral; (b)
Menegakkan tumbuhan; (c) Tempat menyimpan cadangan makanan; (d) Sebagai
alat respirasi. Akar di bedakan menjadi 2 jenis yaitu: (a) Akar
serabut, (b) Akar tunggang.
Penampang Akar
Lapisan-lapisan jaringan penyusun akar,adalah: (a) Epidermis (lapisan
terluar); (b) Korteks (lapisan di bawah epidermis); (c) Endodermis
(memisahkan korteks dengan silinder pusat); (d) Silinder pusat (lapisan
dalam akar).
2. Jaringan pada batang
Penampang Batang Dikotil (kiri) dan Monokotil (kanan)
Batang berfungsi sebagai penghubung antara akar dan daun tumbuhan serta
dapat juga sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesis dan air.
Jaringan pada batang meliputi: (a) Epidermis (kulit luar); (b) Korteks
(kulit pertama); (c) Endodermis (sarung tepung); (d) Silinder pusat
(stele).
3.Jaringan pada daun
Penampang Daun
Daun adalah organ tumbuhan yang umumnya berbentuk pipih,melebar,dan
berwarna hijau. Daun berfungsi untuk tempat fotosintesis dan transpirasi
(penguapan). Sistem jaringan pada daun terdiri atas: (a) Epidermis
atas, berfungsi melindungi jaringan di bagian dalamnya. (b) Mesofil,
sebagai jaringan dasar terletak antara epidermis atas dan bawah. (c)
Berkas pengangkut, yang terdiri dari penbuluh kayu dan pembuluh tapis.
(d) Epidermis bawah, terdapat stomata sebagai tempat keluar masuknya
udara dan air.
Air dan garam mineral dapat naik dari dalam tanah ke daun dikarenakan:
(a) Tekanan akar/daya dorong akar; (b) Daya isap daun (penguapan daun);
(c) Daya kapilaritas pembuluh kayu (Xilem).
4. Jaringan pada bunga
Penampang Bunga
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan biji. Bagian-bagian
bunga meliputi: (a) Kelopak bunga (kaliks), berfungsi sebagai lapisan
pelindung kuncup bunga; (b) Mahkota bunga (korola), berwarna dan berbau
harum sebagai penarik hewan untuk membantu penyerbukan(pollinator); (c)
Benang sari (stamen), terdiri dari kepala sari (antera) dan tangkai sari
(filamentum), berfungsi sebagai alat kelamin jantan; (d) Putik
(pistil), sebagai alat kelamin betina. Putik terdiri atas kepala putik
(stigma) yaitu tempat untuk menempelkan serbuk sari, tangkai putik
(stilus) yang merupakan penghubung antara kepala putik dan bakal buah
(ovarium) yang didalamnya terdapat bakal biji (ovul).
Macam-macam bunga meliputi: (a) Bunga sempurna (lengkap), adalah bunga
yang memilliki kelopak, mahkota bunga, benang sari, dan putik. (b) Bunga
tidak sempurna (tidak lengkap), yaitu bunga yang salah satu bagiannya
tidak ada. (c) Bunga jantan, jika memiliki benang sari saja. (d) Bunga
betina, jika memiliki putik saja.
Bab III Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN
Tubuh
hewan tersusun atas banyak sel yang pada tempat tertentu sel-sel itu
bersatu membentuk jaringan. Macam jaringan, organ dan sistem organ pada
setiap organisme tidak selalu sama, tergantung pada tingkatan organisme
itu.
A. Jaringan Hewan
1. Jaringan Epitelium
Merupakan
jaringan penutup permukaan tubuh, baik permukaan tubuh sebelah luar
maupun sebelah dalam. Sel-sel epitulium terikat satu dengan lainnya oleh
zat pengikat (semen) antar sel, sehingga hampir tidak ada ruangan antar
sel. Dengan demikian jaringan ini dapat melindungi jaringan dibawahnya
dari pengaruh lingkungan luar. Jaringan epitelium dapat dikelompokkan
berdasarkan jumlah lapisan sel dan bentuknya, dan berdasarkan struktur
dan fungsinya.
a. Epitelium berdasarkan jumlah lapisan sel dan bentuk
- Epitelium sederhana
Ada yang berbentuk pipih, seperti kubus, atau seperti batang (silindris)
- Epitelium berlapis semu
Epitelium
ini sebenarnya tersusun atas selapis sel epitelium tetapi ketinggian
sel yang menyusunnya tidak sama, sehingga terlihat seperti berlapis.
Epitelium berlapis semu terdapat pada trakea.
- Epitelium berlapis
Epitelium
berlapis tersusun atas dua atau lebih lapisan sel. Sel pada lapisan
paling dasar disebut sebagai sel basal dan terletak di atas membran
basal. Di atas sel basal terdapat beberapa lapis sel yang berbentuk
pipih, kubus, atau batang.
b. Epitelium berdasarkan struktur dan fungsi
Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan epitelium dibedakan menjadi dua.
1. Jaringan epitelium penutup
Berperan
melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya. Jaringan ini terdapat di
permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga atau merupakan
lapisan di sebelah dalam dari saluran yang ada pada tubuh.
2. Jaringan epitelium kelenjar
Tersusun
oleh sel-sel khusus yang mampu menghasilkan sekret atau getah cair yang
berbeda dengan darah dan cairan antar sel, kelenjar dibedakan menjadi
2, yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.
2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat atau jaringan penyambung merupakan jaringan yang selalu berhubungan dengan jaringan lainnya atau organ-organ
Fungsi jaringan ikat :
- Melekatkan suatu jaringan ke jaringan
- Membungkus organ-organ
- Menghasilkan umunitas
Komponen Jaringan Ikat
1. Sel
2. Serabut, atau serat penyusun jaringan ikat terdiri atas tiga macam. Yaitu kolagen, elastin, retikulum.
3. Zat dasar, merupakan zat yang tidak berbentuk, tidak berwarna, dan homogen.
Macam-macam Jaringan
1. Jaringan Ikat biasa
a. Jaringan ikat padat
b. Jaringan Ikat longgar
2. Jaringan ikat khusus
a. Jaringan tulang rawan (kartilago)
b. Jaringan tulang sejati (osteon)
Jaringan Pada Hewan
Jaringan Epitel adalah jaringan yang melapisi bagian permukaan tubuh
hewan multiseluler, baik permukaan luar maupun permukaan dalam.
Fungsi umum epitel ialah sebagai pelindung (proteksi) dan menyeleksi apa saja yang masuk dan keluar tubuh
Macam Jaringan Epitel
Epitelium pipih selapis
Lokasi: Peritorium yang membatasi rongga tubuh, endotelium pada
permukaan dalam pembuluh darah dan jantung, alveolus paru-paru, dinding
luar kapsula. Bowman dalam ginjal, selaput gendang telinga, pleura,
timica serosa dari perikardium.
Fungsi: Difusi atau filtrasi
Epitelium pipih berlapis banyak
Lokasi: Epidermis kulit, rongga mulut, esofagus, lapisan dalam anus, uretra, vagina.
Fungsi: Proteksi/perlindungan.
Epitelium kubus selapis
Lokasi: Kelenjar dan salurannya, permukaan luar ovarium, permukaan dalam lensa mata, epitel berpigmen retina, tubulus reanalis.
Fungsi: Sekresi dan absorpsi
Epitelium kubus berlapis banyak
Lokasi: Saluran kelenjar keringat, kelenjar minyak, kelenjar ludah, pengembangan epitel di ovarium dan testis .
Fungsi:Sekresi.
Epitelium silindris selapis Lokasi:
Bermikrofili : usus (menyusun jonjot-jonjot usus).
Bersilia : rongga hidung, bronkus, oviduk.
Tak bersilia : lambung, kandung empedu, uterus dan salurannya .
Fungsi: Proteksi, sekresi dan absorpsi
Epitelium silindris berlapis banyak Lokasi: Laring (sel-selnya bersilia), faring, uretra, lapisan lendir (membran mukosa), anus.
Fungsi: Proteksi, sekresi dan absorpsi .
Epitelium silindris berlapis banyak semu
Lokasi: Sel-sel bersilia : duktus epididymis vasedeferen, membran mukosa
saluran pernafasan, tuba eustakhius. Sedangkan yang terdapat pada
uretra laki-laki sel-selnya tidak bersilia .
Fungsi: Proteksi, sekresi dan pergerakan zat
Epitelium transisional
Lokasi: Kandung kemih, ureter, uretra, dan ginjal.
Fungsi: Proteksi terhadap perubahan volume organ.
Jaringan Ikat
Macam Jaringan ikat:
Jaringan ikat biasa
Jaringan ikat longgar
Jaringan ikat padat
Jaringan ikat khusus
Tulang rawan
Tulang
Darah dan limfe
Jaringan lemak
Jaringan Otot
Macam-macam Sel Otot
Otot lurik: bekerja dibawah saraf sadar (volunter), cepat menanggapi
rangsang, inti lebih dari satu dan terletak di tepi sel, mengandung
serabut otot, memiliki myofibril yang memantulkan cahaya gelap terang
berselang-seling, terdapat pada organ luar.
Otot polos: bekerja dibawah saraf tidak sadar (involunter), lambat
menanggapi rangsang, inti satu dan terletak di tengah sitoplasma, tidak
mengandung serabut otot, terdapat pada organ viseral
Otot jantung: bekerja dibawah saraf tidak sadar (involunter), lambat
menanggapi rangsang, inti satu atau lebih dari satu dan terletak di tepi
sitoplasma, memiliki
Jaringan Saraf
Sel saraf terdiri atas: dendrit, badan sel saraf yang mengandung inti, akson.
Macam-macam sel saraf berdasarkan fungsinya:
Saraf sensorik/aferent
Saraf motorik/eferent
Bab IV Sistem Gerak Manusia
Sistem gerak pada manusia
Alat
gerak pada manusia dan hewan tingkat tinggi adalah tulang dan otot.
Tulang disebut alat gerak pasif, sedangkan otot disebut alat gerak aktif
karena kemampuannya berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang.
Posting kali ini membahas dengan singkat mengenai
Sistem gerak pada manusia : Tulang dan Otot.
Tulang
Tulang-tulang dalam tubuh manusia menyusun suatu sistem kerangka.
Tulang-tulang yang menyusun rangka mempunyai struktur yang beraneka
ragam, sesuai dengan fungsinya. Secara umum fungsi rangka adalah:
- menegakkan tubuh
- sebagai alat gerak pasif
- tempat melekatnya otot-otot rangka
- melindungi alat-alat yang vital seperti otak, jantung, paru-paru dan lain sebagainya
- tempat pembentukan sel-sel darah
- tempat deposit kalsium dan fosfat
Macam-macam Tulang
Tulang dapat dibedakan atas beberapa macam, baik berdasarkan jenisnya
maupun berdasarkan bentuknya. Berdasarkan jenisnya, tulang dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:
Tulang rawan (kartilago)
Tulang rawan (
kartilago) terdiri atas sel-sel tulang rawan (
kondrosit)
yang mengeluarkan matriks yang disebut kondrin. Tulang rawan bersifat
bingkas atau lentur. Tulang rawan pada anak berbeda dengan tulang rawan
pada orang dewasa, karena tulang rawan pada anak berasal dari mesenkim
dan lebih banyak mengandung sel tulang, sedangkan pada orang dewasa
berasal dari
perikondrium (selaput tulang rawan) yang mengandung calon sel tulang rawan (
kondroblas).
Tulang keras / sejati (osteon)
Tulang keras dibentuk oleh sel-sel tulang keras (osteosit) yang
mengeluarkan matriks yang mengandung senyawa kapur dan fosfat.
Penimbunan senyawa ini dalam matriks menyebabkan tulang menjadi keras.
Osteosit yang meyusun tulang keras menempati suatu bagian yang disebut
lakuna. Lakuna ini dihubungkan dengan lakuna-lakuna lain oleh suatu
saluran kecil yang disebut kanalikuli. Lakuna yang berisi osteosit ini
membentuk suatu struktur konsentris yang berpusat pada bagian tengan
yang disebut saluran Havers. Pada saluran ini terdapat sistem saraf dan
pembuluh darah yang bertugas mensuplai oksigen dan nutrisi bagi osteosit.
Berdasar matriksnya dikenal dua macam tulang, yaitu:
- tulang keras atau tulang kompak, bila matriks tulang rapat dan padat, misalnya:tulang pipa
- tulang spons, bila matriksnya berongga, misalnya: tulang pendek, tulang pipih
Berdasarkan bentuknya tulang dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- tulang pipa, misalnya tulang paha, tulang betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengumpil
- tulang pipih, misalnya tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak
- tulang pendek, misalnya tulang pangkal lengan, tulang pangkal kaki, dan ruas-ruas tulang belakang
Osifikasi (proses penulangan)
Tulang pipa terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian ujung disebut
epifise, bagian tengahnya yang tersusun atas tulang keras disebut
diafise, dan antara diafise dan epifise terdapat
cakra epifise, yang terdiri atas tulang rawan dan banyak mengandung
osteoblas (calon osteosit). Pada orang yang masih dalam
pertumbuhan bagian inilah yang dapat bertambah panjang. Di dalam tulang pipa terdapat rongga. Rongga ini terjadi karena aktivitas
osteoklas
yang berfungsi merombak sel-sel tulang. Selanjutnya rongga itu berisi
sumsum tulang. Sumsum ini berwarna kuning, yang merupakan campuran
antara
lemak dan sumsum merah.
Osifikasi adalah proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras.
Rangka manusia telah terbentuk pada akhir bulan kedua, atau awal bulan
ketiga pada waktu perkembangan embrio. Yang mula-mula terbentuk adalah
tulang rawan. Kartilago berasal dari jaringan ikat embrional atau
mesenkim. Di dalam kartilago terdapat rongga yang mengandung osteoblas.
Peristiwa pengerasan tulang ini urutannya sebagai berikut:
- tulang rawan pada embrio banyak mengandung osteoblas, terutama pada
bagian tengah epifise dan bagian tengah diafise serta pada jaringan ikat
pembungkus tulang rawan
- osteoblas kemudian akan membentuk osteosit, (sel-sel tulang keras),
yang tersusun melingkar membentuk suatu sistem Havers, yang banyak
mengandung pembuluh darah serta serabut saraf
- osteosit mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang,
dan setelah mendapatkan tambahan senyawa Ca dan P, maka tulang akan
mengeras
- terjadinya penulangan pada bagian epifise dan diafise akan
menyebabkan terbentuknya daerah antara yang tidak mengalami penulangan
yang disebut cakra epifise yang berupa tulang rawan yang banyak
mengandung osteoblas
- bagian cakra epifise terus mengalami penulangan, sehingga bagian inilah yang dapat menyebabkan tulang tumbuh memanjang
- di bagian tengah tulang pipa terdapat osteoklas yang merombak
sel-sel tulang yang telah terbentuk, sehingga terbentuk rongga yang
berisi sumsum tulang
Hubungan Antartulang (Artikulasi)
Tulang-tulang di dalam tubuh ada yang saling berhubungan dengan erat ada pula yang tidak. Hubungan antartulang ini disebut
artikulasi.
Hubungan antara tulang yang satu dengan lainnya (persendian tulang)
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sinartrosis dan diartrosis.
- Sinartrosis, yaitu hubungan antartulang yang tidak memungkinkan adanya gerak. Pada jenis artikulasi ini penghubungnya adalah jaringan ikat yang kelak akan mengalami osifikasi. Misalnya hubungan antar tulang tengkorak (sutura)
- Amfiarthrosis yaitu hubungan antartulang yang memungkinkan sedikit gerak karena antartulang dihubungkan oleh tulang rawan. Misalnya ruas tulang belakang (vertebrae) dan hubungan antara tulang belakang dengan tulang rusuk.
- Diartrosis, yaitu hubungan antartulang yang memungkinkan timbulnya gerak, sering disebut dengan sendi.
Macam-macam hubungan diartrosis:
- Sendi kaku, kedua ujung tulang agak rata, sehingga
menghasilkan gerakan geser dan tidak berporos. Contohnya,hubungan
antartulang karpal (tulang pergelangan kaki).
- Sendi engsel, ujung tulang yang bergerak membentuk
lekukan. Gerakan ini berporos satu. Misalnya, hubungan tulang pada siku,
lutut dan ruas antar jari.
- Sendi ovoid, di mana kedua ujung tulang yang satu
berbentuk oval, dan masuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk elips.
Misalnya, persendian antara pergelangan tangan dan tulang pengumpil.
Sendi ini memungkinkan berporos dua dengan gerak ke kiri dan ke kanan,
maju-mundur dan muka-belakang.
- Sendi putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari
ujung tulang yang lain. Gerakan ini memungkinkan adanya gerakan rotasi
yang berporos satu. Misalnya, hubungan antara tulang kepala dan tulang
atlas.
- Sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi
pelana berporos dua. Misalnya, hubungan antara ruas jari tangan dengan
tulang tapak tangan.
- Sendi peluru (endartrosis), apabila ujung tulang
yang satu berbentuk bonggol masuk ke tulang yang berbentuk cekungan.
Hubungan ini berporos tiga. Misalnya, tulang lengan atas dengan tulang
belikat, tulang paha dengan tulang pinggul.
Bab V Sistem Peredaran Darah
SISTEM PEREDARAN DARAH
Jantung berfungsi sebagai alat pemompa darah
Proses kerja jantung
Ketika serambi jantung mengembang (berelaksasi), darah
1. Dari seluruh tubuh masuk ke serambi kanan, sedang darah dari paru-paru masuk ke serambi kiri.
2.
Ketika serambi jantung menguncup (berkontraksi) darah dari serambi
kanan masuk ke bilik kanan, sedang darah dari serambi kiri masuk ke
bilik kiri.
3. Pada saat bilik jantung
berkontraksi (menguncup), darah dari bilik kanan menuju paru-paru,
sedangkan darah dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuh.
4. Setiap kali berdenyut, bilik kanan dan bilik kiri beristirahat lebih kurang 1/20 detik.
Pembuluh Darah
Pembuluh nadi (arteri), yaitu pembuluh yang mengangkut darah
1. Dari jantung ke seluruh tubuh. Pembuluh ini dibedakan menjadi aorta, arteri dan arteriole.
2. Pembuluh balik (vena), yaitu yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari seluruh organ tubuh menuju ke jantung.
3.
Pembuluh kapiler, yaitu pembuluh halus yang menghubungkan arteriole
dengan venule. Pada pembuluh inilah terjadi pertukaran oksigen dari
darah dengan karbondioksida jaringan.
Darah
Eritrosit (sel darah merah)
Bentuknya cakram bikonkaf (bulat pipih dan cekung di tengahnya)
Tidak berinti
Setiap 1mm3 darah, mengandung 4 juta – 6 juta eritosit.
Berwarna merah karena mengandung haemoglobin (Hb) yang berfungsi mengikat oksigen.
Leukosit (sel darah putih)
Memiliki bentuk tidak tetap dandapat bergerak bebas
Selnya tidak mempunyai pigmen, tetapi berinti.
Setiap 1mm3 darah, mengandung
6.000 – 9.000 leukosit.
Berfungsi melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis dan membentuk antibodi.
Trombosit (keping darah)
Sel-selnya kecil, bentuk tak beraturan dan mudah pecah.
Tiap 1 mm3 darah mengandung, 200.000 - 300.000 trombosit.
berfungsi dalam proses pembekuan darah.
Trombosit berumur kurang lebih 2-3 hari.
Kelainan/gangguan pada sistem peredaran darah
Hemofilia: penyakit keturunan dimana darah sukar membeku
Anemia:
penyakit kekurangan darah yang mungkin disebabkan oleh Hb yang kurang
mengandung zat besi (Fe), dapat juga karena kekurangan air sel darah
merah
Eritroblastosis fetalis: kerusakan sel darah pada bayi yang baru lahir akibat kemasukan aglutinin dari luar
Leukimia: penyakit yang disebabkan penambahan leukosit yang tidak terkendali
Trombus/embolus: disebabkan adanya gumpalan darah pada nadi tajuk atau arteri koronaria
Sklerosis:
penyakit karena pengerasan pembuluh darah (ada dua macam, yaitu
aterosklerosis yang disebabkan endapan lemak dan Arteriosklerosis yang
disebabkan oleh endapan zat kapur)
Varises: pelebaran pembuluh balik pada kaki.
SEMESTER II
Bab VI Sistem Pencernaan Makanan
Bab VII Sistem Pernapasan
Bab VIII Sistem Ekskresi
Bab IX Sistem Regulasi Manusia
Bab X Sistem Reproduksi Manusia
Bab XI Sistem Pertahanan Tubuh
post by : andrypunya.blogspot.com